Buku "Meraih Sukses dengan Menjadi Aktivis Kampus" yang ditulis oleh Miftachul Huda menjelaskan satu bahasan penting yang wajib dilaksanakan dan diperhatikan "Seluruh Aktivis", yakni pada pembahasan: pidato yang berisi pesan H.A. Mukti Ali, Guru Besar Perbandingan Agama IAIN SUnan Kalijaga Yogyakarta (UIN), yang ditujukan kepada H. Nourouzzaman Shiddiqi dalam acara penutupan upacara ujian promosi doktornya.
Beliau membedakan antara seorang "Guru" dan "Pemimpin".
Beliau membedakan antara seorang "Guru" dan "Pemimpin".
Seorang Guru, harus pandai sekalipun kadang-kadang tidak bijaksana. Sedangkan seorang Pemimpin, harus bijaksana sekalipun kadang-kadang tidak pandai. Mengapa demikian?
Karena seorang Guru hidup dengan ilmunya, sedangkan seorang pemimpin hidup dengan pengikutnya.
Guru tanpa ilmu bukan guru lagi, pemimpin tanpa pengikut bukan pemimpin lagi. Oleh karena itu, kewajiban Guru adalah selalu menambah ilmu, sedangkan kewajiban pemimpin adalah selalu menambah pengikut. Seorang Guru berani berbuat sesuatu sesuai dengan ilmunya, sekalipun berbeda dengan kemauan orang banyak. Sedangkan seorang Pemimpin berani berbuat sesuatu yang sesuai dengan kemauan orang banyak, sekalipun bertentangan dengan logika ilmu.
Begitu halnya dengan seorang aktivis sejati, haruslah memiliki sifat seorang pemimpin dan sifat seorang guru. Yang bergerak dengan "KEBIJAKSANAAN DAN ILMUNYA"